Peran Media Sosial dalam Kekerasan Seksual : Tanggapan Mahasiswa USU Terhadap Kasus Fantasi Sedarah
DOI:
https://doi.org/10.56910/jispendiora.v4i1.2506Keywords:
Incest Fantasy, Sexual Violence, Social Media, USU Students.Abstract
This study emphasizes how social media can build public opinion on the case of "Incest Fantasy," which had become a hot topic in the public. By looking at the viewpoint of undergraduate from the University of North Sumatra (USU) as informants, this study focus to examine how students respond to the case of "incest fantasy" and how they view the part of social media in spreading and connecting issues of sexual violence against children. This examination uses a descriptive qualitative detain with interview techniques. From the interview results, it can be discern that most students understand that social media can be an effectual tool for expressing criticism also raising awareness, but on the other hand, it can also have a harmful if used without supervision and good literacy. Therefore, it is major for social media users to be more aware also critical of the impact of the content they share or consume, additionally the importance of rules that support the defense of human values.
References
Anisah, A., & Lewoleba, K. K. (2024). Pengaruh media sosial dalam kasus kekerasan seks pada anak di bawah umur. Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 1(11).
Azizih, S. N. W., & Wibowo, H. D. (2023). Analisis viktimologi dalam kejahatan inses. Eksekusi: Jurnal Ilmu Hukum dan Administrasi Negara, 1(3), 106–127.
Hesti, Y., Salsabila, R. F., & Agnestika. (2024). Penyebab utama terjadinya tindak pidana pelecehan seksual inses (hubungan sedarah). Jurnal Ilmu Hukum dan Tata Negara, 2(1), 139–150.
Jamaludin, A. (2021). Perlindungan hukum anak korban kekerasan seksual. JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial, 3(2), 1–10.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (2016). Edisi V. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mastur, M., Pasamai, S., & Agis, A. (2020). Perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan seksual. Journal of Lex Philosophy (JLP), 1(2), 122–135.
Medvi, A., & Syahminan, M. (2024). Strategi komunikasi dan penanggulangan pelecehan seksual dalam media sosial TikTok. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 8(1).
Moleong, L. J. (2014). Metodologi penelitian kualitatif (Edisi revisi). Remaja Rosdakarya.
Murni, S. (2017). Optimalisasi pengawasan orang tua terhadap bahaya pelecehan seksual pada anak di era digital. Kolokium: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 5(2), 152–156.
Ramadhani, D., Febriani, M., & Hakim, L. (2025). Kajian tafsir Ibnu Katsir dan pendekatan biologis atas fenomena grup Facebook “Fantasi Sedarah”. Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah, 14(3), 51–60.
Rosyidah, F. N., & Nurdin, M. F. (2018). Perilaku menyimpang: Media sosial sebagai ruang baru dalam tindak pelecehan seksual remaja. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, 2(2), 38–48.
Sidi, P. (2014). Krisis karakter dalam perspektif teori struktural fungsional. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(1).
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Susiana, S. (2019). Kekerasan seksual pada era digital. Intelegensia Intrans Publishing.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. (2014). Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014.
World Health Organization. (2022). Violence against children. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/violence-against-children
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 JISPENDIORA Jurnal Ilmu Sosial Pendidikan Dan Humaniora
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
