Pemberian Makanan Tambahan Melalui Olahan Jamu Dan Nugget Kelor Sebagai Upaya Pencegahan Stunting

Authors

  • Amalia Khairunnisa Universitas Lambung Mangkurat
  • Sutomo Sutomo Universitas Lambung Mangkurat
  • Nani Kartinah Universitas Lambung Mangkurat
  • Pratika Viogenta Universitas Lambung Mangkurat
  • Rizqan Azhari BKKBN Kalimantan Selatan

DOI:

https://doi.org/10.56910/safari.v3i4.850

Keywords:

Stunting, Provision of Supplementary Food, PMT, West Mandiangin Village, toddlers

Abstract

Stunting is a state of malnutrition and causes delays in brain development and child development in the first 1000 days of life. One of the factors that causes stunting is a lack of nutritional intake in infants or toddler mothers. The purpose of this service is to provide education and practice regarding supplementary feeding through moringa leaves such as nuggets and moringa herbs in Mandiangin Barat village, South Kalimantan. The method used in this service activity is in the counseling about the use of Moringa leaves as processed nutritious food and drinks, as well as the practice of processing Moringa nuggets and herbs. The results of these activities can be concluded that the community in Mandiangin Barat village has developed a level of understanding about supplementary feeding and can process into food and drinks that have nutritional value as an effort to prevent stunting rates in the village.

References

Aminah S, Ramdhan T, Yanis M (2015). Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa Oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan Nomor 5 Volume 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta.

Chang, S. et al. (2015) ‘Early Childhood Stunting and Later Fine Motor Abilities’, Developmental Medicine & Child Neurology, 52(9), pp. 831–836.

Firdaus,dkk. 2018. Pemetaan Sosial (Social Mapping) Masyarakat Sekitar Khdtk Unlam Di Desa Mandiangin Barat . Jurnal Sylva Scienteae Vol 1 (1) Issn 2622-8963. P.92-103.

Jonni M.S, Sitorus M, dan Katharina N., (2008) Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Krisnandi, AD (2015). Kelor Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi Dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia.

Nasikhah, Roudhotun. 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 bulan di kecamatan Semarang Timur. Journal Of Nutriton College. 1(1) : 715 – 730.

Picauly, I. and Toy, S. M. (2013) ‘Analisis Determinan Dan Pengaruh Stunting Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur, Ntt’, Jurnal Gizi dan Pangan, 8(1), p. 55. doi: 10.25182/jgp.2013.8.1.55-62.

Puskesmas Karang Intan 2. 2022. Data Prevalensi Stunting Tahun 2022. Banjar. Kalimatan Selatan.

Rahayu, Tri Budi dkk (2018). Peningkatan Status Gizi Balita Melalui Pemberian Daun Kelor (Moringa Oleifera). Jurnal Kesehatan Madani Medika, 9 (2), 87-91.

Susanty NM, Margawati A. 2012. Hubungan Derajat Stunting, Asupan Zat Gizi Dan Sosial Ekonomi Rumah Tangga Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 24 – 36 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bugangan Semarang. Journal Of Nutrition College. 1(1) : 327 – 336.

Zakaria, Abdullah Tamrin, S. dan R. H. (2012). Penambahan Tepung Daun Kelor Pada Menu Makanan Sehari- Hari Dalam Upaya Penanggulangan Gizi Kurang Pada Anak Balita. Media Gizi Pangan, 13(1), 41–47.

Downloads

Published

2023-08-21

How to Cite

Amalia Khairunnisa, Sutomo Sutomo, Nani Kartinah, Pratika Viogenta, & Rizqan Azhari. (2023). Pemberian Makanan Tambahan Melalui Olahan Jamu Dan Nugget Kelor Sebagai Upaya Pencegahan Stunting. SAFARI :Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 3(4), 10–17. https://doi.org/10.56910/safari.v3i4.850