MAKNA TRADISI PATTABEK BAGI MASYARAKAT PERKAMPUNGAN TUA GANTARANG LALANG BATA SEBAGAI KAWASAN SEJARAH DAN JEJAK ISLAM PERTAMA DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR (PENDEKATAN SEMANTIK)
DOI:
https://doi.org/10.56910/pustaka.v3i3.594Keywords:
Makna, Pattabek, SemantikAbstract
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah makna tradisi pattabek bagi masyarakat Perkampungan Tua Gantarang Lalang Bata di Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar dengan menggunakan pendekatan semantik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna tradisi pattabek bagi masyarakat Perkampungan Tua Gantarang Lalang Bata di Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar dengan menggunakan pendekatan semantik. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer berupa hasil wawancara langsung dengan masyarakat setempat yang memahami dengan jelas makna tradisi pattabek dan sumber data sekunder berupa buku, dokumen, maupun jurnal tentang Perkampungan Tua Gantarang Lalang Bata. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan teknik analisis data melalui beberapa tahap yaitu mengetahui tata cara tradisi pattabek, membaca kembali hasil wawancara, dan membuat kesimpulan.Dalam analisis datanya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Mengetahui tata cara dalam melakukan tradisi pattabek ; (2) Membaca kembali hasil wawancara yang didapatkan dari masyarakat setempat atau pemangku adat daerah setempat ; dan (3) Menarik atau membuat kesimpulan yang menjadi inti dari makna tradisi pattabek bagi masyarakat Perkampungan Tua Gantarang Lalang Bata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna tradisi pattabek bagi masyarakat Perkampungan Tua Gantarang Lalang Bata yaitu sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Raja-raja Gantarang terdahulu serta dipercayai dan diyakini untuk menghindarkan diri dari hal-hal buruk ketika berada dalam kawasan Perkampungan Tua Gantarang Lalang Bata.
References
Ahmadin. 2016. Misteri Jejak Kehadiran Nabi Muhammad Di Tanah Gantarang (Sejarah Siar Islam di Pulau Selayar). Makassar : Rayhan Intermedia.
Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Jakarta : Sinar Baru.
Azwar, Saefuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Bastomi, Suwaji. 1986. Kebudayaan Apresiasi Pendidikan Seni. Semarang : FKIP.
Budianta, Melainie dkk. 2002. Membaca Sastra. Magelang : Indonesiatera.
Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Coomans, M. 1987. Manusia Daya : Dahulu Sekarang Masa Depan. Jakarta : PT Gramedia.
Coseriu, Eugenio and Horst Geckeler. 1981. Trends in Structural Semantics. Tubingen : Gunter Narr Verlag.
Eagleton, T. 1988. Teori Kesusastraan : Satu Pengenalan. Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.
Esten, Mursal. 1978. Kesusasteraan : Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung : Angkasa.
Ginanjar, Rudi Wahyu. 2015. Struktur Semiotik Serat Jayengsastra. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Hidayat, Rahayu S. 1993. Pengantar Linguistik Umum. Gadjah Mada University Press.
Kadir, Said Anwar dan Mustakim. 2006. Kisah Sultan Pangali Patta Raja. Benteng : Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Selayar.
Khoiri, Madhan. 2009. Makna Simbol dan Pergeseran Nilai Tradisi Upacara Adat Rebo Pungkasan. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Kriyantono, R. Ph.D. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertasing, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Maulana, Muhammad Iqbal. 2015. Konsep Jihad dalam Al-Qur’an (Kajian Analisis Semantik Toshihiko Izutsu. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Mattulada, H. A. Demokrasi dalam Perspektif Budaya Bugis-Makassar. Dalam Najib, dkk (Ed.) Demokrasi dalam Perspektif Budaya Nusantara LKPSM. Yogyakarta : Bandung, h. 21.
Noordyn, J. 1975. “Origins of South Celebes Historical Writing” dalam An Introduction to Indonesian Historiography. Itaca : Cornell University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Cultural Studies : Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pateda, Prof. Dr. Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta : Rineka Cipta.
Pradopo, Rahmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Prastowo, A. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta : Ar-Ruz Media.
Reusen, Van. 1992. Perkembangan Tradisi dan Kebudayaan Masyarakat. Bandung : Tarsito.
Satoto, Soediro. 1992. Metode Penelitian Sastra. Surakarta : UNS Press.
Sayuti. 1998. Puisi dan Pengajarannya. Semarang : IKIP Semarang Press.
Sewang, Ahmad. 2005. Islamisasi Kerajaan Gowa Abad XVI-XVII. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Shils, Edwards. 1981. Tradition. The University of Chicago Press.
Sudjiman, P. 1986. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Gramedia.
Sztompka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Media Group.
Tarigan, Guntur Henry. 1993. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran. Bandung : Angkasa.
Taum, Yoseph Yapi. 1997. Pengantar Teori Sastra. Bogor : Penerbit Nusa Indah.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Dunia Pustaka Jaya.
Waluyo, 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
Zoest, Aart Van. 1990. Fiksi dan Nonfiks dalam Kajian Semiotik (diindonesiakan Manoekmi Sardjo). Jakarta : Intermasa.